Rabu, 01 Februari 2017

Kista Fungsional vs Kistadenoma

Leave a Comment
Kista Fungsional vs Kistadenoma - Kita telah mengenali beberapa jenis kista, yaitu kista fungsional, kista dermoid, kista cokelat (endrometrioma), dan kistadenoma. 


Kista Fungsional vs Kistadenoma
Kista

Kista Fungsional vs Kistadenoma

Dari sekian jenis Kista yang kita kenal ada satu jenis kista yang tidak sama sekali mengarah kepada keganasan, pun ada satu jenis kista yang bisa  mengarah kepada keganasan. Kedua jenis kista itu adalah kista fungsional vs. kistadenoma.

Kista Fungsional, Apa Itu?

Kista fungsional. Kista yang terbentuk dari jaringan yang berubah pada saat fungsi normal haid. Kista normal ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya dalam kurun 2-3 siklus haid. Terdapat 2 macam kista fungsional, yaitu :

Kista folikular

Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telur pada saat ovulasi bilamana ada rangsangan LH (Luteinizing Hormone). Pengeluaran hormon ini diatur oleh kelenjar hipofisis di otak. Bilamana semuanya berjalan lancar, sel telur akan dilepaskan dan mulai perjalannya ke saluran telur (tuba falloppi) untuk dibuahi. Kista folikuler terbentuk jika lonjakan LH tidak terjadi dan reaksi rantai ovulasi tidak dimulai, sehingga folikel tidak pecah atau melepaskan sel telur, dan bahkan folikel tumbuh terus hingga menjadi sebuah kista. Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan nyeri dan sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus haid.

Kista korpus luteum

Kista korpus luteum. Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain dimulai. Folikel kemudian bereaksi terhadap LH dengan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk pembuahan. Perubahan dalam folikel ini disebut korpus luteum. Tetapi, kadangkala setelah sel telur dilepaskan, lubang keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan mengumpul di dalamnya, menyebabkan korpus luteum membesar dan menjadi kista. 

Meski kista ini biasanya hilang dengan sendiri dalam beberapa minggu, tetapi kista ini dapat tumbuh hingga 4 inchi (10 cm) diameternya dan berpotensi untuk berdarah dengan sendirinya atau mendesak ovarium yang menyebabkan nyeri panggul atau perut. Jika kista ini berisi darah, kista dapat pecah dan menyebabkan perdarahan internal dan nyeri tajam yang tiba-tiba.

Kista Fungsional, Apakah Membahayakan?

Secara umum kista fungsional ini tidak membahayakan, namun demikian meskipun tidak membahayakan Anda tetap harus memeriksakan diri ke dokter! Pemeriksaan biasanya dengan gelombang suara ultra untuk dapat menentukan jenis kista secara spesifik. Sebagai pelengkap pemeriksaan USG, doker akan melihat struktur rongga perut secara langsung dengan laparaskopik.

Bila dokter mencurigai suatu kista sebagai kanker, dokter akan memeriksa kadar protein dalam darah yang disebut CA-125. Nilai normal CA-125 adalah di bawah angka 30.

Jika memang Anda masih mengalami menstruasi berarti Anda hanya menderita kista fungsional. Dokter hanya melihat dan menunggu selama 1-2 bulan dengan harapan kista itu akan hilang. Bila ternyata tetap ada atau bertambah besar, barulah dokter menyarankan operasi sebagai jalan keluarnya, atau bisa dengan terapi herbal yang sudah sangat pesat berkembang saat ini.

Apa itu Kistadenoma ?

Kistadenoma. Berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ovarium). Bila kista terdapat implantasi pada peritonium disertai asites maka harus dianggap sebagai neoplasma yang ganas, dan 30% sampai 35% akan mengalami keganasan. Kista jenis ini juga dapat menyerang indung telur kanan dan kiri. Gejala yang timbul biasanya akibat penekanan pada bagian tubuh sekitar seperti kandung kencing sehingga dapat menyebabkan semacam ”beser”.
Di Indonesia, Hartadi (1970) menemukan frekuensi sebesar 27%; sedangkan Gunawan (1977) 29,9%; Sapardan (1970) 37,2% dan Djaswadi 15,1%. Tumor ini paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20 – 50 th, dan jarang sekali pada masa pubertas.

Makroskopis

Tumor ini mempunyai bentuk bulat, avoid atau bentuk tidak teratur, dengan permukaan yang rata dan berwarna putih atau putih kebiru – biruan. Di beberapa tempat dindingnya sangat tipis sehingga transparan. Umunya tidak mengadakan perlekatan dengan sekitarnya. Bila ada perlekatan maka ini disebabkan oleh peradangan dan bukan oleh keganasan. Isi kista umumnya cairan yang jernih, kadang – kadang sangat kental berisi mucus. Kista ini biasanya bersifat multilceluler.

Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonci. Akibatnya timbul penyakit menahun dengan musim terus bertambah dan menyebabkan perlekatan. Akhirnya penderita meninggal karena ileus.

Mikroskopik

Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel dengan inti pada dasar sel warnanya pucat, dan letaknya di antara sel-sel yang memudar karena terisi lendir.

Pada kista-kista yang besar, sel-sel epitel tampak lebih rata (pendek). Kadang-kadang tampak gambaran papillomateur, tapi jarang seperti pada cyctadenoma serosum. Lapisan epitel ini bersifat adenomateus, menyebabkan invaginasi sehingga timbul kista baru, anak kista.

Itulah head to head dua jenis kista fungsional vs. kistadenoma. Yang tidak ganas tapi kalau sudah terpelintir, maka rasa sakitnya luar biasa. Pun yang ganas kalau dibiarkan bisa menyebabkan kematian. Semoga kita diselamatkan yaa….

0 komentar:

Posting Komentar